Beranda > jamu dan pengobatan > PERUWATAN MAKAM PUJANGGA RANGGA WARSITA

PERUWATAN MAKAM PUJANGGA RANGGA WARSITA

GambarAmenangi jaman edan 
ewuh aya ing pambudi 
Melu edan nora tahan 
yen tan melu anglakoni 
boya kaduman melik 
Kaliren wekasanipun 
Dilalah karsa Allah 
Begja-begjane kang lali
luwih begja kang eling lawan waspada”. (pupuh 7, Serat Kalatidha)

Terjemahan :

Mengalami jaman gila
sukar sulit (dalam) akal ikhtiar
Turut gila tidak tahan 
kalau tak turut menjalaninya 
tidak kebagian milik 
kelaparanlah akhirnya 
Takdir kehendak Allah 
sebahagia-bahagianya yang lupa
lebih berbahagia yang sadar serta waspada”. 

Syair yang sangat terkenal diatas adalah salah satu karangan Pujangga Ronggo Warsito mengajari kita tentang bertakwa kepada Allah, Eling lan waspada, Rame ing gawe dan Mawas diri. Konsep, ide dan gagasan yang sangat kompleks dapat dikemas beliau dengan bahasa yang sederhana, lugas dan mudah dimengerti semua kalangan. Ajaran-syair beliau juga menjadi salah satu pustaka ajaran KSD yang ada di dalam tembang pengiring sujud.

Dalam masa perjalanan Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo, Makam Ronggo Warsito menjadi salah satu tempat peruwatan karena konsidi alam waktu itu serba sengsara menderita dan miskin, masyarakat cenderung melakukan hal-hal yang bersifat takhayul seperti meminta berkah, pelarisan dan lain-lain di tempat-tempat di anggap keramat. Di makam Ronggo Warsito kondisi dahulu tidak berbeda dengan sekarang, pada saat kami melakukan peruwatan banyak orang yang seperti itu, hal ini menjadikan kami merasa prihatin dan melakukan peruwatan di Makam Ronggo Warsito 

Pada tanggal 22 Maret 2013, pukul 01.00-03.30 WIB, Remaja/warga KSD Wonogiri ( Ken Aru beserta istrinya, Timur Wong, Yono, Pak Sugi) dan Sragen( Jarwanto, Sukoco, Mbah Sumardi, Sukamsi, Widayat) melakukan kewajiban Peruwatan di makam Pujonggo Ronggo Warsito, kab. Klaten. Hal-hal yang mengenai sejarah maupun biografi Pujangga Ronggo Warsito dapat dilihat di link berikut ini:http://id.wikipedia.org/wiki/Rangga_Warsita .

FENOMENA PERUWATAN MAKAM RONGGO WARSITO

“Takhayul dahulu (Orla-Orba) dengan Takhayul sekarang (Reformasi) lebih besar Takhayul sekarang karena biarpun orang dulu masih kebanyakan berpendidikan rendah tetapi dalam lelaku rohani masih di utamakan. Berbeda dengan sekarang ini, orang terbelenggu dengan tuntutan kejasmanian yang serba canggih menjadikan orang melupakan atau tidak ingin mengetahui rohaninya. Maka dari itu, PERUWATAN sekarang ini lebih penting dan perlu lebih digalakan seperti contoh dapat melakukan PERUWATAN MASSAL (banyak orang) melebihi jumlah peruwatan di masa Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo karena permasalahan TAKHAYUL SEKARANG LEBIH KOMPLEKS atau RUMIT daripada waktu dulu”. 

Di saat kami sampai disana melihat pemandangan banyak orang yang lelaku disana yang berada disekiling makam seperti ngobrol, tiduran, wiridtan, sholat dan lain-lain. Atmosfer lingkungan makam sangat tidak sehat karena ada bau menyengat dari TAI dan AIR SENI kelelawar yang bersarang di atas plafon makam, ketambahan juga di dalam rumah makam terdapat BAU MINYAK NYONG-NYONG, DUPA DAN KEMENYAN. Hal ini membuat kami memilih tempat sujud yang agak jauh di rumah makam Ronggo warsito yaitu di samping kanan depan supaya sujud peruwatan dapat emat-wening. SEKIAN, WARAS.

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar