Arsip

Archive for the ‘Ajaran Sapta Darma’ Category

APA Tugas Warga Sapta Darma????……..SALAH SATU TUGAS Warga sapta darma adalah PERUWATAN.

Dalam Buku Wewarah Bab IX menyebutkan: “Pekerjaan/tugas yang luhur seperti misalnya, Melihat tempat–tempat yang wingit (keramat = angker) dimana penghuni tempat itu banyak mengganggu manusia. Penghuni yang demikian dapat disingkirkan atau tempat tersebut ditawarkan/hambarkan. Dengan ening penghuni dapat diketahui ujudnya, bagaimana roh penasaran atau setan–setan yang ada disitu: setelah diketahui maka lalu roh tersebut dimohon ampun kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat ditempatkan di tempat yang semestinya, serta supaya tidak lagi melakukan gangguan pada manusia”.

Dalam Catatan Remaja Sragen waktu wawancara kepada Bp Miskandar (Tuntunan Jawa Tengah) menceritakan: “Ditahun 80an, Ibu Sri Pawenang membentuk team untuk melaksanakan tugas peruwatan didaerah Jawa timur dan sekitarnya”. Begitu juga wawancara kami kepada Bp Wahab (Penderekipun Ibu) menceritakan: “Waktu Ibu masih Sugeng, biasanya sujud rutin jam satu malam dengan rekan yang selalu menemaninya yaitu ibu sudir, sehabis sujud wajib tidak terburu-buru selesai turun dari kain sanggar karena perlunya melakukan ening peruwatan dahulu untuk mengecek/peruwatan alam sekitar supaya kondisi sanggar dan sekitarnya aman-kalis sambikolo”. Di tahun 90an, Ibu Sri Pawenang memberikan kursus kilat kepada warga wonogiri yaitu Mbah Nawi Dkk untuk meneruskan tugas peruwatan dan juga untuk mencetak generasi tangguh demi perkembangan ajaran sapta darma kedepannya.

SALAM WARAS Baca selengkapnya…

DOWNLOAD SEKARANG “REKAMAN AUDIO” Ibu Sri Pawenang, Ibu Sudir dan Pak Purboyo

Struktur Kelembagaan Kerohanian Sapta Darma

Adapun Struktur Kelembagaan Kerohanian Sapta Darma adalah sebagai berikut :

Catatan :
Tuntunan dibentuk atas dasar Wahyu Ajaran, Tuntunan Sanggar dibentuk atas dasar Wahyu Ajaran, Yasrad (Yayasan Srati Darma) dibentuk atas dasar Fatwa Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo, yang lahirnya sewaktu Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo masih hidup sedangkan Persada dibentuk atas dasar UU Parpol, UU No. 8 tahun 1985 saat Tuntunan Agung Sri Pawenang masih hidup

Sujud Penggalian Intisari Ajaran Kerohanian Sapta Darma

20 April 2011 6 komentar

Sujud Penggalian adalah sujud Penelitian, Sujud yang sempurna, yang pernah diwejangkan / diajarkan di dalam sarasehan Agung Tuntunan Sapta Darma, dalam rangka peringatan Dasa Warsa (10 tahun ) Sapta Darma pada tanggal 27 s/d 29 Desember 1962 oleh Panuntun Agung Sri Gutama di Jl. Stasiun No. 35 Kediri, Jawa Timur. Wejangan Panuntun Agung Sri Gutama tersebut disebut WEJANGAN PUDAK SINUMPET, yang telah dimuat sepenuhnya/ selengkapnya di dalam buku DASA WARSA.

Untuk mengetrapkan Sujud Penggalian yang sesuai dengan buku Dasa Warsa dan agar ajaran ini segera dikuasai oleh para Tuntunan, maka Bapak Panuntun Agung Sri Gutama pada tanggal 1 s/d 8 Febroari 1964, bertempat di sanggar Candi Sapta Rengga Yogyakarta, telah berusaha menyelenggarakan Sujud Penggalian yang diikuti oleh para Tuntunan Kerohanian Sapta Darma se Jawa.

Dari sujud Penggalian inti sari Ajaran Sapta Darma, para Tuntunan telah dibekali dengan KEMBANG CEMPAKA SEWAKUL-WAKUL besarnya. Suatu modal Ajaran Adiluhung yang dapat dan mampu mewujudkan kemuliaan Nusa dan Bangsa kita serta umat manusia seluruh dunia, sehingga bangsa kita jadi contoh bangsa-bangsa di seluruh dunia. Baca selengkapnya…

Ening (Samadi)

Yang dimaksud dengan ening ( samadi ) adalah : menentramkan pikiran/pangrasa yang beraneka warna angan-angan dan sebagainya. Dengan demikian meskipun badan bergerak asal hal di atas telah dilakukan maka dapat dikatakan seseorang telah ening.

Sebaliknya meskipun tubuh kelihatan tenang tetapi pikiran dan angan-angan dan sebagainya masih kesana kemari, maka belum dapat dikatakan orang itu telah ening.
Ening/samadi pada Kerohanian Sapta Darma tak diperkenankan dipakai untuk main-main , sebab dalam hal ini dilakukan dengan menyebut/meluhurkan Asma Allah. Baca selengkapnya…

Tukar Hawa, Ulah Rasa dan Racut

20 April 2011 5 komentar

A. Tukar Hawa

  • Adalah suatu usaha/tindakan yang dilakukan untuk melepaskan/menghilangkan kelelahan. Serta sehabis melakukan perjalanan jauh dan sebagainya.
  • Caranya :

    Tidur terlentang membujur ke timur (kepala di timur) kedua tangan lurus disamping badan, telapak tangan menghadap ke atas (seluruh badan dalam keada an kendor). Pikiran serta angan-angan ditenangkan atau (dihentikan aktifitasnya). Ini dilakukan selama 10 sampai 15 menit kemudian dihentikan lalu mandi (bila keadaan mengijinkan baik pula mandi dengan air hangat).
  • Dalam tukar hawa ini hawa getaran yang telah digunakan keluar/dikeluarkan melalui pori-pori kulit serta ubun-ubun, dan berganti/diganti dengan hawa yang baru (segar atau bersih).
  • Dengan demikian akan terasa bagaikan telah istirahat berjam-jam lamanya. Badan menjadi segar bugar, kekuatan kembali sedia kala. Baca selengkapnya…

Penyembuhan di Jalan Tuhan

Penyembuhan orang sakit yang dilakukan oleh warga Kerohanian Sapta Darma adalah penyembuhan dijalan Tuhan. Artinya melakukan penyembuhan itu dilaksanakan atas kuasa dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Hyang Maha Kuasa.

Bagi warga Sapta Darma diwajibkan pula menolong mengobati pada sekalian umat manusia yang sedang sakit apabila diperlukan.

Pertolongan dalam hal ini dilarang sama sekali untuk mengharapkan balas jasa, baik berupa apa saja selain berdasarkan atas cinta dan kasih atau belas kasihan. Baca selengkapnya…

Wewarah Tujuh dan Sesanti

wewarah:

Kewajiban Warga Kerohanian Sapta Darma Setiap Warga Harus Melaksanakan Wajib :

  1. Setia tuhu kepada Allah Hyang Maha Agung , Maha Rokhim , Maha Adil ,Maha Wasesa, Maha Langgeng .
  2. Dengan jujur dan suci hati, harus setia menjalankan perundang-undangan Negaranya.
  3. Turut serta menyingsingkan lengan baju, menegakkan berdirinya Nusa dan bangsanya.
  4. Menolong kepada siapa saja bila perlu, tanpa mengharapkan sesuatu balasan, melainkan berdasarkan rasa cinta dan kasih.
  5. Berani hidup berdasarkan kepercayaan atas kekuatan diri sendiri.
  6. Sikapnya dalam hidup bermasyarakat, kekeluargaan, harus susila beserta halusnya budi pakerti, selalu merupakan penunjuk jalan yang mengandung jasa serta memuaskan.
  7. Yakin bahwa keadaan dunia itu tiada abadi, melainkan selalu berubah-ubah (Anyakra manggilingan) Baca selengkapnya…

Materi Ajaran Kerohanian Sapta Darma

20 April 2011 4 komentar

Inti dan pengertian Ajaran Kerohanian Sapta Darma didapat melalui Penelitian Sujud:

  • Sujud Asal Mula Manusia sebagai sarana untuk menghayati dan mendalami seluk beluk kehidupan jagad pribadi dan jagad raya/alam semesta.
  • Penguasaan dan pengertian Getaran meliputi ; Getaran Kasar, Getaran Halus , Getaran Hyang Maha Suci dan Getaran Hyang Maha Kuasa. Baca selengkapnya…

Manfaat Sujud dan penjelasannya

Apabila Penelitian sujudnya telah sempurna yaitu sujud yang dilakukan dengan kesungguhan, maksudnya dalam melaksanakan sujud jangan sampai sujud wadag atau sujud kemauan atau hanya ikut-ikutan saja ( Jawa : rubuh-rubuh gedang ), karena bila demikian sujudnya kurang mempunyai arti.

Sebenarnya sujud menurut wewarah tersebut bila didalami serta diteliti sungguh-sungguh adalah membimbing/menuntun jalannya air sari. Air sari atau air putih/suci berasal dari sari-sari bumi yang akhirnya menjadi bahan makanan yang dimakan manusia. Sari-sari makanan tersebut mewujudkan air sari yang tempatnya di ekor (Jawa = Cetik/silit kodok/brutu). Bila bersatu padunya getaran sinar cahaya dengan getaran air sari yang merambat berjalan halus sekali di seluruh tubuh, menimbulkan daya kekuatan yang besar sekali, kekuatan ini disebut Atom Berjiwa yang ada pada pribadi manusia. Baca selengkapnya…